Kenali Gejala Bronkitis Kronis Akibat Polusi Udara

Kenali Gejala Bronkitis Kronis Akibat Polusi Udara
Ilustrasi perempuan yang sedang batuk. Credits: Freepik.

Bagikan :


Keterkaitan antara polusi udara dan bronkitis kronis sebenarnya adalah topik yang telah menjadi perhatian dalam bidang kesehatan dan lingkungan. Polusi udara telah diidentifikasi menjadi salah satu faktor risiko yang dapat memicu dan memperburuk bronkitis kronis, khususnya pada individu yang rentan.

Polusi udara mengandung partikel-partikel kecil, zat-zat kimia berbahaya dan gas-gas polutan yang dapat terhirup oleh manusia. Beberapa partikel yang berukuran sangat kecil, seperti partikel PM10, PM2.5 dan partikel sangat halus (ultrafine particles) dapat masuk ke saluran pernapasan lebih dalam.

Masuknya partikel polutan ke dalam tubuh dapat merusak saluran pernapasan dan memicu reaksi peradangan pada bronkus. Paparan jangka panjang polusi udara lambat laun bisa  menyebabkan iritasi dan peradangan kronis di saluran pernapasan.

 

 

Apa Itu Bronkitis Kronis?

Bronkitis kronis ditandai dengan batuk yang disertai produksi dahak selama ≥3 bulan minimal dua tahun berturut-turut. Terjadi peradangan dan iritasi pada bronkus, jalan napas yang membawa udara ke dan dari kantung-kantung udara dalam paru-paru.

Iritasi yang terjadi akan menyebabkan produksi lendir atau mukus berlebih serta pembengkakan jalan napas, sehingga saluran udara menyempit dan proses penghantaran udara menjadi lebih sulit. Pasien akan mengalami penurunan kualitas hidup dan kesulitan bernapas yang memburuk seiring berjalannya waktu.

 

Tanda dan Gejala Bronkitis Kronis Akibat Polusi Udara

Terpapar polusi udara jangka panjang dapat membuat individu yang rentan untuk mengalami bronkitis kronis. Berikut adalah gejala dari bronkitis kronis, yaitu:

  • Batuk lama yang bertahan selama minimal tiga bulan dalam dua tahun berturut-turut
  • Batuk bisa disertai produksi dahak berlebihan dan kental, warna dahak bervariasi
  • Suara mengi saat bernapas yang disebabkan penyempitan saluran udara akibat peradangan
  • Sesak napas yang merupakan gejala lebih lanjut dan membuat Anda kesulitan bernapas, bahkan saat melakukan aktivitas fisik ringan
  • Rasa berat atau tertekan di dada
  • Perasaan lelah berkepanjangan

Biasanya, gejala bronkitis kronis ini bisa memburuk pada cuaca dingin dan lingkungan yang lembap.

Baca Juga: Mengapa PM2.5 Berbahaya bagi Kesehatan?

 

Bagaimana Pengobatannya?

Pengobatan bisa membantu meredakan gejala yang timbul pada bronkitis kronis dan memperlambat perburukan penyakit. Perubahan pola hidup dan pengobatan yang dilakukan bisa membantu agar kualitas hidup Anda tetap baik dan agar Anda bisa beraktivitas seperti biasa.

Adapun pengobatan bronkitis kronis meliputi:

  • Pengobatan dengan obat-obatan untuk membantu memperlebar saluran napas, mengurangi peradangan dan produksi lendir yang terjadi di saluran napas
  • Terapi oksigen apabila gejala yang dialami sangat serius dan ditandai dengan kadar oksigen yang rendah di tubuh
  • Rekomendasi vaksin flu atau pneumonia karena pasien bronkitis kronis lebih berisiko untuk mengalami masalah serius bila terinfeksi penyakit tersebut
  • Perubahan pola hidup sehat seperti berhenti merokok, menghindari paparan polusi udara di luar ruangan saat polusi sedang tinggi, menggunakan masker, menghindari paparan asap rokok, dan juga berolahraga rutin
  • Pada kondisi yang lebih parah, Anda mungkin perlu mendapatkan perawatan di fasilitas rehabilitasi paru

Baca Juga: Cara Melindungi Diri saat Beraktivitas di Tengah Polusi Udara

Sangatlah penting untuk segera mencari pengobatan dokter saat Anda sudah mengalami gejala bronkitis kronis dan tidak menunda pengobatan. Pengobatan dini dapat mencegah keparahan gejala serta kerusakan paru-paru.

Jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter bila mengalami batuk lebih dari tiga bulan lamanya dan tidak membaik dengan pengobatan. Anda juga bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan terkait masalah pernapasan atau bronkitis kronis dengan mengunduh aplikasi Ai Care melalui App Store atau Play Store.

 

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!

 

 

Writer : Agatha Writer
Editor :
  • dr Hanifa Rahma
Last Updated : Senin, 18 September 2023 | 05:06